22nd July 2021

FRIENDS

by @bcnxkm

Saat tadi pingsan setelah melihat Jungkook dan Taehyung yang baku hantam, Jimin segera dilarikan Eunwoo ke rumah sakit terdekat. Kebetulan, Eunwoo tadinya berniat ingin mengajak Jimin berbicara empat mata, namun ternyata ada kejadian buruk yang tak dibayangkannya sama sekali.

Keadaan Jimin cukup membaik setelah mendapatkan pertolongan pertama. Nafasnya kian teratur meskipun badannya demam, bahkan kepalanya masih terasa pusing. Punggung tangan kirinya juga sudah tertancap jarum infus.

“Gue tahu keadaan lo lagi gak baik-baik aja. Jadi, sekarang rileks-in pikiran lo. Jangan pikirin hal-hal yg gak pantes lo pikirin.” Eunwoo sudah duduk di samping ranjang dimana Jimin sedang setengah berbaring.

“Gue emang lagi pusing, tapi gue pengen selesaiin semuanya,” ucap Jimin yang mengundang kerutan di kening Eunwoo. “Kebetulan lo di sini, jadi gue mau ngomong maaf. Maaf karena gue gak bisa balas perasaan lo. Gue udah sadar lama, tapi nyoba biasa aja. Terus waktu Jungkook cerita masalah perasaan lo ke gue, dia minta gue buat bicara empat mata sama lo. Jadi ya…gini respon gue,” lanjutnya dengan tatapannya tertuju pada kedua netra pria Cha di sampingnya.

Suasana yang tak ingin Eunwoo rasakan akhirnya terjadi. Rasanya canggung sekali jika membahas hal yang menurutnya sensitif. Ya, mengenai persahabatan yang berujung baper benar-benar sensitif dan ia yakin suasananya nanti tak akan lagi sama seperti sebelumnya. “Maaf,” lirihnya dengan menundukkan kepala. “Maaf karena gue baper,” imbuhnya.

Jimin meloloskan kekehan kecil dari belah bibirnya. “Lo gak salah, Woo. Sama sekali gak ada salahnya. Itu perasaan lo dan lo berhak ngerasain itu,” balasnya santai.

“Justru gue yang merasa bersalah karena gak bisa bales—”

“Berarti gak ada yang salah di antara kita, Ji.” Eunwoo mendongakkan kepala, buru-buru memotong perkataan Jimin. “Berarti kita memang berhak dengan perasaan kita. Gue yang suka sama lo dan lo yang gak bisa bales perasaan ke gue karena lo emang gak ngerasaain apa-apa.” Dokter Cha itu kembali berkata.

Jimin mengangguk kecil, “Bener juga.” Jari telunjuknya ia angkat untuk mendorong dahi Eunwoo ke belakang. “Bener juga, kita gak salah. Tapi kita masih temenan ’kan, Woo? Jangan sampe canggung ya? Gue yakin, ntar lo pasti bisa move on ke orang yang lebih baik buat lo,” ucapnya dengan nada yang mulai ceria. Ia tak ingin jika hubungan persahabatannya dengan Eunwoo berakhir canggung hanya karena perasaan cinta yang bertepuk sebelah tangan.

“Iya, tenang aja, Ji. Ini gak akan bikin persahabatan kita renggang kok.” Eunwoo merespon sembari memberikan anggukan setuju dengan perkataan Jimin sebelumnya. “Gue bakal move on. Tenang aja ya, gue gak akan cari beribu cara buat maksain perasaan karena cinta gak boleh maksa,” sambungnya.

Good boy.” Jimin mulai melayangkan pukulan ke lengan Eunwoo seperti biasanya. Suasana di ruang kamar inap itu akhirnya menghangat karena keduanya kembali berbicara santai seperti biasanya.


Bersambung…